Spiga

Solusi untuk lebih mendinginkan kabin Gran Max



clip_image001
gbr.1

clip_image002
gbr.2

clip_image003
gbr.3

Bawaan lahir, Daihatsu Grand Max sudah dilengkapi AC (Air Conditioner) single blower yang berfungsi sebagai pendingin kabin mobil. Namun ada beberapa pemilik mengeluh, AC kurang dingin. Sebut saja Yodi Anugraha yang sejak Juni 2008 lalu, memboyong MPV berkapsitas lebih dari 10 penumpang ini. Yodi enggak menyerah begitu saja.
“Kalau cuma main ganti onderdil saja banyak yang bisa, tapi menemukan masalah sebenarnya dan solusinya itu yang saya ingin ketahui,” ungkap Yodi. Pria yang tinggal di Komp. Depkes , Ciputat, Tangerang ini kebetulan juga hobi otomotif dan mencari solusinya tahap demi tahap meski butuh beberapa bulan.
Mau tahu apa saja yang dilakukannya? Yuk kita lihat bersama. Yodi memasang peredam aspal dan peredam aluminium pada lantai depan (gbr.1), dek belakang radiator dan semua bawah jok (gbr.2). “Tujuannya agar hawa panas yang ditimbulkan mesin, tidak mudah merembet masuk ke ruangan,” ujar bapak 2 anak ini.

clip_image004
gbr.4

clip_image005
gbr.5

Selanjutnya mengurangi hawa panas matahari yang langsung masuk ke dalam mobil, seluruh kaca mobil ditambah kaca film baru. Kaca depan kaca film dengan kegelapan 40%, pintu depan 60%, pintu tengah, samping dan belakang ditambah 80%. “Tapi tetap saja panas meski AC sudah saya posisikan ke no. 2 untuk fan-nya dan cool pada arah jam 1,” kisah pria asal Bandung ini sambil menunjukkan posisi setelan AC di dasbor (gbr.3).
Berhubung masih terasa panas, pada plafon juga ditambahkan peredam aluminium dan spon. Karena plat body agak tipis, saat siang hari doortrim terasa hangat. Untuk itu juga ditambahi peredam aspal dan aluminium pada semua belakang pintu (gbr.4).
Dari proses riset ini, ternyata mulai membuahkan hasil. Ruangan sudah mulai terasa dingin saat siang hari, namun penumpang belakang masih merasa agak gerah. Untuk itu seluruh lantai hingga bagian belakang dipasang peredam aspal dan alumunium.
Nah sampai sini, mulailah ada tanda-tanda keberhasilan riset yang dilakukan Yodi. Saat AC dihidupkan serta setelan diposisikan seperti uji coba sebelumnya, kini sudah terasa dingin secara merata.
Namun ada satu hal lagi yang bikin penasaran Yodi, yakni saat siang hari jam 10.00-17.00 WIB cut-off kompresor AC tidak bekerja. Mau bekerja cuma malam hari dan jam-jam tertentu, pagi dan sore. “Kalau peranti ini enggak berfungsi, berarti kompresor jalan terus. Ujungnya bikin boros bensin,” terang pria bertubuh gemuk ini.
Setelah beberapa kali pengecekan, ada satu peranti yang belum di sentuh. Yakni menambah selotip aspal dan pe­redam aluminium pada pipa aluminium dingin mulai dari kompresor sampai ke atas yang letaknya di belakang radiator (gbr.5).
Hal ini terbukti saat siang hari AC dihidupkan dan posisi setelan seperti pengetesan sebelumnya, cut-off mau hidup-mati pada putaran mesin sekitar 1.500 rpm kondisi stasioner.
Biaya total yang dihabiskan semua ubahan sekitar Rp 4 juta. Namun kalau mau mengefektifkan kaca film bisa tukar yang bermerek kondang seharga Rp 5 juta.
Sumber : Banar - OtomotifNet


Artikel Lainnya